Pages

Minggu, 29 Desember 2013

Kesepian Itu

Kesepian. Kata itu begitu menyeramkan bagiku. Seperti sebuah racun yang menyebar melalui aliran darah, melemahkan otot-ototku dan mematikan syaraf-syarafku. Menghilangkan kesadaranku.
Kesepian seperti sebuah penjara yang gelap dan dingin. Sekali masuk ke dalamnya akan sangat sulit untuk bisa keluar.
Bahkan aku kadang berpikir kalau kesepian itu bisa membunuhku. Kesepian membuatku tak mampu berpikir positif. Hingga jika tidak kuat menahannya terlalu lama bisa membuat orang berpikir untuk bunuh diri. Itulah mengapa aku berpikir kalau kesepian mampu membunuhku.
Aku sering merasa kesepian. Tapi dulu. Dan itu sangat menyeramkan. Aku sampai berpikir kalau aku pasti sudah gila. Tertawa sendiri dan menangis sendiri. Meskipun setelah bertemu dengan teman-teman di sekolah aku merasa biasa lagi. Tapi ketika dirumah aku merasa kesepian lagi. Rumah menjadi tempat yang menyeramkan bagiku. Rasanya seperti ingin menghilang dari dunia. Tapi dibalik kesepianku itu aku menemukan sesuatu. Atau lebih tepatnya ‘sesosok’ teman. Bukan teman sesungguhnya yang bisa disentuh. Tapi teman khayalan. Aku sudah pernah menceritakan sebelumnya ‘kan?.
Itu dulu. Sekarang? Yah kadang masih kesepian. Tapi aku lebih bisa mengendalikan emosiku dengan melakukan hal-hal yang setidaknya bisa menghilangkan pikiran-pikiran negative. Tapi ada satu hal yang yang sampai saat ini sulit kulupakan. Teman khayalanku, Rei. Ya, aku sering menghadirkannya di saat-saat tertentu. Tapi akhir—akhir ini dia sering enggan muncul. Aku tak tau kenapa.
Aku takut.
Aku takut dia meninggalkanku selamanya.

Aku takut kesepian lagi.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar