Pages

Kamis, 16 Oktober 2014

Pantai Siung, Gunungkidul

Assalamu’alaikum yaa akhi yaa ukhti…

Hai hai hai…! #Heboh

Kali ini aku kembali menyapa dengan sekelumit cerita tentang plesiranku, ehm…aku sebenernya lebih suka menyebutnya refreshing pra-UTS. Tapi apapun itulah yang jelas ingin berbagi sedikit cerita.

Jadi ceritanya pas hari rabu kemaren tiba – tiba Alfi, temen sekamarku dulu di asrama BSR bbm aku. Dia ngajakin aku main ke pantai, berempat sama temennya dari Kediri. Karena hari itu kebetulan nggak ada kegiatan ya udah aku iyain aja. Bilangnya si waktu itu mau ke pantai Kukup, tapi realisasinya malah jadinya ke Siung. Tapi ya gak papa deh.

Akhirnya hari Sabtu, 11 Oktober 2014 kami go ke Gunungkidul. Pagi – pagi Alfi sama temennya jemput ke kosanku. Abis isi bensin kami sarapan dulu biar bertenaga, hehe. Oh ya, nggak lupa kenalan juga sama temen – temennya Alfi namanya Nia sama Rista. Mereka berdua temen SMA Alfi dan lagi liburan ke Jogja.

Abis makan kami melanjutkan perjalanan. Eh eh, ternyata kita nggak langsung ke pantai tapi mampir dulu ke Embung Nglenggeran. Jalan menuju ke embung nggak terlalu bagus, butuh perjuangan. Tapi pemandangan sepanjang jalannya itu loh…gunung api purba broo… Belom pernah naik si ke atas, tapi kata Alfi butuh waktu satu setengah jam buat sampe ke atas gunung. Setelah bayar tiket masuk plus parkir kami langsung ke tempat tujuan. Baru sampe parkirannya aja udah bagus bangettt…
view dari parkirannya

Buat sampe ke Embung Nglanggeran-nya kita harus naik beberapa tangga, nggak terlalu capek si. Kebetulan kita sampe sana sekitar jam 9 jadi pengunjungnya masih sepi. Akhirnya sampailah kami diatas. Ternyata embung ini mirip seperti waduk, tapi lebih kecil. Sebenernya kalo menurutku embungnya biasa aja sih. Yang bikin jadi luar biasa itu pemandangan yang melatarbelakanginya. Ada gunung api purba dan pemandangan dibawah. Wow, berasa ada diatas awan #lebay. Seperti biasa, tradisi wajib ketika ada tempat bagus adalah foto – foto hehe…





Setelah sekitar satu jam disana kami pun turun. Sekarang lanjut ke tujuan wisata selanjutnya. Pantai…

Di Gunungkidul sebenarnya ada puluhan pantai yang bisa dikunjungi. Tapi sejauh ini aku Cuma pernah ke tiga pantai; Krakal, Kukup, sama yang sekarang ini, Siung. Pantai – pantai di Gunungkidul tuh bagus – bagus. Pasirnya putih, ombaknya gede tapi cukup aman buat main – main, dan banyak karangnya. Sebenernya seneng aja sih kalo diajakin main ke pantai di Gunungkidul, tapi yang bikin males tuh…perjalanannya. Jarak dari kota Jogja ke Gunungkidul butuh waktu hampir dua jam-an pake motor, dengan kecepatan pembalap tentunya hehe. Tapi perjalanan yang melelahkan rasanya terbayar ketika mendengar deburan ombak dan merasakan dingginnya air laut.


Sepanjang perjalanan kami menemui  bus – bus besar yang membawa wisatawan dengan tujuan yang sama, pantai. Tiket masuk ke sini sebesar 4500/orang. Akhirnya setelah melalui jalan yang berliku sampailah di pantai Siung. Di sini nggak terlalu ramai, bahkan ketika kami sampai disana Cuma terlihat beberapa warga yang membuka usaha di dekat pantai dan orang – orang yang camping. Kalo dibandingkan Krakal atau Kukup pantai Siung emang masih kalah bagus si. Tapi yang jadi nilai plus disini adalah nggak terlalu rame. Cocok buat kalian yang emang pengen ketenangan. Bibir pantainya nggak terlalu panjang dan pasirnya kalo aku liat lebih banyak kerikilnya dibanding pantai lain. Disini juga bisa nyewa tiker kalo nggak bawa tiker. Satu tiker Cuma Rp 10.000.


Begitu ngeliat air laut nih kaki rasanya gatel pengen nyemplung. Dari awal kita emang berencana mau nyemplung si hehe. Jadi setelah ganti baju kami mulai bergelut sama air laut. Brrr…asin(hloh?) :D

Sekitar jam setengah duabelas kami mulai ‘mentas’. Disana kalo kalo mandi bayar Rp2000/orang. Catat, per orang bukan per kamar mandi. Tapi yang bikin aku merasa miris itu pas aku sholat di musaholanya. Kondisinya kotor dan nggak terawat. Lantai, bahkan sajadahnya berdebu. Padahal jarak dari tempat kamar mandinya cuma dua meteran. Kamar mandinya aja bersih dan terlihat terawat, tapi mushola yang notabene tempat ibadah malah kurang terawat.

Dan berakhirlah perjalanan kami hari itu. Perjalanan ditutup dengan makan mie ayam dan…ditilang polisi. Loh kok?

Haha iya, jadi kami tuh sebenernya nggak terlalu inget jalan. Trus kami nyasar entah kemana. Karena kurang fokus pas di lampu merah, kami salah jalan dan alhasil disempriti pakpol haha…terimakasih buat pakpol atas kenang – kenangannya.

Hm…sekian cerita kali ini, nantikan kisah – kisah yang lain hehe.



Jumat, 26 September 2014

Kisahku Bersama UMMATI



Kehidupan kampusku tidak akan membosankan.

Kehidupanku di kota pelajar ini akan lebih bermakna.

Kehidupanku akan lebih berwarna.

Dan disinilah aku memulainya.

Semua berawal di bulan September 2013. Ketika hiruk pikuk mahasiswa baru mulai mewarnai gedung yang terletak di salah satu sudut Universitas Gadjah Mada. Aktivitas perkuliahan mulai menyapa hari – hari maba(mahasiswa baru). Banyak diantara maba yang masih menyesuaikan diri dengan kehidupan kampus yang sama sekali berbeda dengan masa SMA. Tak heran jika dalam beberapa minggu setelah aktivitas perkuliahan dimulai masih terdengar sapaan perkenalan. Beberapa telah membentuk kelompoknya sendiri. Sisanya masih mencari – cari sosok teman yang mungkin akan menjadi teman yang tak terpisahkan.

Bagaimana denganku?

Ini adalah tantangan berat bagiku. Aku terlanjur menyadari bahwa aku bukan orang yang mudah beradaptasi di lingkungan baru. Jadi aku tidak heran ketika aku selalu berjalan sendiri di kampus selama hampir satu minggu. Bukannya aku tidak kenalan dengan teman – teman sekelas, hanya saja ketika sehabis kenalan maka hanya itu yang terjadi. Aku bukan orang yang pandai mengobrol. Ada sedikit perasaan iri dengan Alfi, teman sekamarku di asrama yang begitu mudah akrab dengan orang lain bahkan yang baru dikenal sekalipun. Tipe orang yang supel.

Aku masih ingat saat itu aku berdoa kepada Tuhan, semoga aku segera mendapatkan teman dekat di kampus biar aku nggak kemana – mana sendiri. Dan alhamdulillah besoknya Tuhan mengabulkan doaku. Seorang gadis asal Lamongan bernama Nilda. Entah kenapa aku baru menyadari kalau kami selama ini sekelas haha…Entah kenapa kami pun jadi dekat. Pergi ke kampus bareng, pulang bareng, kemana – mana bareng. Meski dia agak usil kadang – kadang, tapi dia baik dan nggak sombong.

Lalu suatu hari kami dapat SMS dari Ummati. Isinya menginformasikan tentang kajian yang akan diadakan pada Kamis sore. Karena dari ospek emang aku udah niat mau ikut Ummati, jadi aku berencana dateng sekalian mau kepo – kepo. Tak lupa aku ajak teman baruku juga, dan Nilda dengan senang hati setuju.

Maka disanalah kami. Sehabis sholat ashar di depan mushola. Dengan langkah malu – malu dan canggung menerima setiap jabatan tangan dan salam dari ukhti – ukhti yang ramah. Sungguh sambutan yang hangat. Disanalah aku pertama kali mengenal mba Lala, yang menjadi Kadept ku saat ini. Sesuai niat awal, aku pun mulai kepo – kepo tentang kegiatan ummati sama mba Lala. Aku masih ingat bagaimana mba Lala begitu senang katika aku bilang ingin daftar departemen media, hehe.

Lalu beberapa minggu kemudian ketika ada pengumuman oprec ummati aku pun dengan mantap mengambil formulir. Pilihan satu udah pasti Media Ummati, soalnya emang pengen belajar jurnalistik juga si. Pilihan kedua Foreks. Beberapa waktu kemudian pengumuman diterima terpajang. Dan…yes, aku diterima di departemen Media :D

Waktu terus berjalan. Kuliah tetep berjalan dengan lancar seperti biasa. Kajian ba’da ashar setiap kamis masih kuikuti. Lalu aku mulai mengenal beberapa kakak – kakak ummati akhwat dan teman – teman 2013 yang juga mendaftar ummati. Lalu aku juga mulai mengenal teman – teman satu departemen, mas Rega, mas Ardyan, mba Dyan, mba Nisa, mas Bondan, mas Ucup, mba Ulfa,mas Wafi, mas Anggar, Aci dan Ciciek, dan tentu juga mba Lala. Aku sangat senang ketika disini aku diberi kesempatan untuk pertama kalinya dalam membuat U-Magz. Aku dengan dibantu mba Dyan membuat bagian riset. Ini pengalaman baru buatku, dan aku sangat antusias. Akhirnya dengan perjuangan keras U-Magz edisi 1 tahun 2013 terbit. Aku tak berhenti senyum – senyum ketika tulisanku terpajang manis disana, lengkap dengan namaku. Ini pertama kalinya, tulisanku dicetak dalam bentuk majalah hehe…walaupun masih majalah kampus.

Tidak berapa lama ada Ta’um(Ta’aruf Ummati). Disini jadi kenal sama teman – teman ummati yang lain. Disinilah tali kasih bernama ukhuwah mulai terajut dengan manis.
Lalu kabar buruk itu datang. Setelah libur idhul adha, sahabat pertamaku Nilda mengatakan kalau dia nggak bisa ngelanjutin kuliah di UGM lagi. Aku jelas kaget, karena kegiatan kuliah baru seumur jagung dan dia tiba – tiba akan berhenti. Setelah mendengar penjelasannya aku pun hanya bisa berdoa semoga ini memang jalan terbaik yang dia pilih.

Dan kehidupan kampusku terus berlanjut. Sudah tidak sesepi sebelumnya karena aku mulai mengenal banyak teman. Aku juga mulai belajar organisasi di ummati sedikit demi sedikit. Selain itu aku juga mulai tau bagaimana seharusnya muslimah berpakaian, alasan kenapa muslimah dianjurkan pakai rok(dulu masih suka pake celana jeans :p), lalu cara menutup aurat yang baik dan benar, dan banyak lagi. Intinya aku jadi tau banyak hal yang selama ini aku anggap sepele.
Suatu hari di bulan Desember aku di SMS buat ikut rapat membahas Rabes. Walaupun aku sebelumnya nggak tau apa itu Rabes akhirnya aku tetep dateng. Dan voilaaa…aku diberi amanah jadi panitia Rabes sebagai koor konsumsi. Awalnya rada bingung soalnya aku kan belum pernah terlibat dalam kepanitiaan sebelumnya. Tapi ya udah, dicoba aja dulu. Disinilah aku memulai, untuk pertamakalinya dalam sebuah kepanitiaan.

Dari sini rasa percaya diriku mulai tumbuh. Aku merasa dihargai dan dibutuhkan. Dan aku bertekad kalau aku akan bekerja dengan baik dan tidak akan mengecewakan mereka. Dengan dibimbing mba Panti selaku SC aku pun mulai mengerjakan amanah ini. Aku mulai belajar mengorganisir tugas dengan teman – teman yang lain, belajar menyusun timeline, dan pastinya ngomong. Karena sebagai koor otomatis jadi juru bicara di setiap rapat.

Semua berjalan lancar. Konsumsi tidak kurang, anggaran juga sesuai. Mungkin masih ada beberapa kekurangan sedikit, tapi itu wajarlah kan baru pertama hehe…
Setelahnya aku semakin mantap untuk melangkah bersama Ummati. Berbagai kegiatan membuat ikatan ukhuwah semakin terjalin erat. Aku mulai nyaman disini, bersama mereka.

Disini aku belajar untuk semakin dekat dengan Sang Pencipta.

Disini aku belajar organisasi.

Disini aku belajar menjaga amanah.

Disini aku belajar membuat hidup lebih bermakna.

Disini aku merasa berharga.

Dan disini aku merasa seperti menemukan sebuah….keluarga. :D


NB: ngggg...lagi - lagi curhat yah? hehe, the next post mungkin "Kisahku Bersma Kopma UGM". Ada yang mau nungguin? enggak juga gak papa sih :3

Setiap Orang Punya Kisah Sendiri

Sekilas tadi dengerin curhat mba kos tentang masa kecilnya dulu. Mungkin lebih tepatnya nguping secara tidak sengaja. Tapi dengan volume yang senyaring itu mau nggak mau cerita itu juga tertangkap organ pendengaranku.

Mendengar curhat singkatnya tadi aku jadi memikirkan masa kecilku yang kisahnya kurang lebih sama. Dari sana aku mulai berpikir dan menyadari satu hal. Setiap orang punya kisah sendiri.
Mungkin jarang terpikirkan oleh kita  ketika sedang bersama dengan orang lain, bagaimana masa lalu dia? Kepahitan apa yang pernah dirasakannya?. Bahkan terkadang kita tidak pernah mengira bahwa orang yang selama ini terlihat ceria, tegar, dan seolah selalu bahagia juga menyimpan kisah kelam dimasa lalu.

Memang sih kebanyakan orang pasti ingin menyimpan kisah masa lalunya untuk sendiri, tidak untuk diumbar. Tapi ketika mendengar kisah orang lain mau tak mau juga mengingatkan kita akan kisah kita sendiri.


Pada dasarnya setiap orang memiliki kisah yang berbeda – beda. Dan dampaknya terhadap hidup mereka pun berbeda. Tapi maksud yang ingin disampaikan oleh Tuhan sama. Sebagai pelajaran.

Bagaimana

Setelah membaca sebuah blog dari seorang kakak senior yang sudah sukses disini.
Jadi teringat perbincanganku pertama kali dengannya yang sampai saat ini masih membekas di pikiranku.
Aku mulai berpikir.
Bagaimana rasanya berjalan sendiri? 
Bagaimana rasanya melangkah tanpa mengikuti orang lain?
Bagaimana rasanya menyusuri jalan hidup dengan mengikuti kehendak hati?

Senin, 01 September 2014

Sahabat UMMATI

       Akhir – akhir ini lagi seneng ngepost di blog setelah sebelumnya absen entah kemana. Mungkin karena semua perasaan selama ini cuma numpuk di pikiran jadi begitu ada mood nulis pengennya ditumpahin semua ke sini.

       Sekarang aku udah semester tiga. Artinya aku udah bukan maba lagi karena udah ada adik – adik tingkat saya yang kini mulai ‘bergentayangan’ di kampus. Wajah – wajah baru yang tidak familiar semakin sering ditemui di sekitar kampus.
Aku lalu melihat ke belakang. Ternyata sudah satu tahun saya disini. Di kampus ini, di kota gudeg ini, dengan berbekal doa dan restu dari orang tua untuk menuntut ilmu di kampus ini. Dalam kurun waktu satu tahun ini, apa saja yang telah aku lakukan? Apa saja perubahan yang telah terjadi?

       Satu tahun bukan waktu yang lama. Namun banyak kenangan yang telah terukir dalam waktu satu tahun ini. Senang rasanya bisa melalui satu tahun ini dengan lancar. Namun ketika menyadari waktu satu tahun itu maka aku juga menyadari satu hal. Ada yang datang, dan ada yang pergi. Ada pertemuan, dan ada perpisahan.

       Satu tahun lalu, ketika status maba masih melekat, ketika euphoria ospek masih terasa, aku bertemu dengan mereka. Mereka yang menyambutku dengan senyuman dan sapaan ramah. Rasa hangat seketika menjalar di sanubari ketika wajah – wajah teduh itu menyambutku. Tidak ada rasa takut, malu, atau tidak nyaman sebagaimana yang biasanya kurasakan ketika berada di lingkungan baru. Saat itu aku berpikir, rasanya aku ingin selalu berada disini, diantara mereka. Hingga akhirnya akupun memutuskan untuk menjadi bagian dari mereka.

       Waktu terus berlalu, hari demi hari, bulan demi bulan, aku mulai hanyut dalam kegiatan perkuliahan. Terkadang rasa jenuh, lelah, putus asa menggodaku untuk menyerah dan berhenti. Namun ketika berkumpul dengan mereka, aku menemukan kekuatanku kembali, aku mulai mengerti alasan aku harus tetap bertahan. Mereka tidak hanya mengajarkanku tentang agama, tapi mereka juga mengajarkanku akan indahnya sebuah persaudaraan yang dilandasi dengan cinta kepada Illahi. Dari sinilah aku mulai memperbaiki niat dan tujuanku. Tak hanya itu, aku pun mulai belajar memahami hakikat hidup yang sesunggunya. Mereka adalah…sahabat – sahabatku UMMATI.

       Mereka adalah orang – orang yang menginspirasiku. Berkat merekalah kepercayaan diriku perlahan mulai tumbuh. Bersama dengan mereka aku merasa berharga. Dan aku merasa bersyukur karena Allah mempertemukanku dengan mereka.

       Selama satu tahun ini banyak kisah yang terukir, banyak emosi yang muncul, tangis dan tawa, senang dan sedih, kecewa dan bangga, semua terpajang dalam bingkai waktu setahun ini. Kajian ba’da ashar di lantai dua yang meski kadang hanya dihadiri anak Ummati, tapi tidak menyurutkan langkah kita untuk terus menebarkan kebaikan di kampus kita.


 Buka puasa bersama, meski dengan menu sederhana namun terasa nikmat karena kebersamaan yang tercipta. 


Wajah – wajah ceria ketika forga.




 Jatuh bangun ketika menjadi panitia SURAU yang terbayar ketika melihat wajah – wajah cerah ini. 





Serunya ketika masak –masak di parkiran kampus. 



Kegiatan ILT yang membuat ukhuwah ini terjalin semakin erat. 



Kunjungan ke panti asuhan Daarut Taqwa. 




       Waktu kita untuk menempuh pendidikan di kampus ini memang tidak panjang. Hanya tiga tahun. Dan mungkin tidak sampai setahun, kalian kakak – kakak yang selama ini telah membimbing kami akan lulus. Periode kepemimpinan akan berganti. Entahlah, aku tidak bisa membayangkan jika tak ada kalian lagi. karena kebersamaan ini sudah seperti keluarga. Pasti…akan kangen sekaliiii…


       Tapi ya seperti yang selalu kalian katakan, semoga setiap pertemuan dan perpisahan yang terjadi atas ridho Allah. Dan, nantinya jikapun harus berpisah semoga dipertemukan  lagi di syurga. Aamiin…

Sabtu, 30 Agustus 2014

Hidup itu Indah

       Setiap orang pasti pernah merasakan setidaknya sekali dalam hidupnya perasaan sedih. Sedih akan sesuatu yang tak diinginkan terjadi. Perasaan sedih yang menumbuhkan kekecewaan dan mengantarkan kita pada sebuah pertanyaan,

Mengapa semua ini harus terjadi?

      Perasaan sedih, kecewa, marah dan kalut memang mudah membawa kita pada prasangka negative. Ketika semua tidak seperti keinginan kita, kita mudah berprasangka mengapa Tuhan membiarkan ini terjadi kepada kita, mengapa Tuhan memberikan cobaan yang begitu berat kepada kita, mengapa?
       Sahabat, Tuhan itu sangat baik pada kita. Dia menurunkan kita di bumi, membiarkan kita menghirup oksigen, membiarkan kita melihat indahnya alam semesta, dan Dia pula yang mengajarkan kita segala hal di bumi ini. Mungkin tuhan tidak dapat mengajari kita secara langsung, tapi Tuhan mengajarkan segalanya melalui alam. Tuhan menciptakan segala sesuatunya berpasangan di dunia ini. Ada pria dan wanita, ada siang dan malam, ada baik dan buruk, ada air dan api, dan masih banyak lagi. Termasuk perasaan, Tuhan juga menciptakannya secara berpasangan. Ketika ada kesedihan maka ada kebahagiaan.

       Pernahkah sahabat membayangkan orang yang seumur hidupnya hanya berdiam di ruangan gelap yang kosong? Maka ia tidak akan pernah tau seperti apa cahaya itu, seperti apa warna merah, putih, kuning, hijau itu, yang ia tahu hanyalah hitam. Seperti itu pula, perasaan. Bagaimana mungkin kita bisa tau rasa bahagia itu jika kita tidak pernah merasakan kesedihan?

       Kesedihan memang bukan hal yang bisa kita nikmati. Terkadang kesedihan membawa kenangan pahit bagi kita yang mungkin tidak bisa dilupakan seumur hidup kita. Tapi itu bukan hambatan bagi kita untuk meraih kebahagiaan. Tak apa jika kenangan pahit itu tetap teringat sampai kapanpun. Tapi jangan biarkan kenangan pahit itu berjalan di depanmu, biarkan kenangan pahit dan rasa sedih itu tetap berada di belakang kita. Agar kenangan pahit itu tak menghalangi pandanganmu tuk meraih kebahagiaan, yang mungkin telah menanti di depanmu. Biarkan kenangan pahit itu tetap berada di belakangmu, sebagai pengingat agar kita selalu bersyukur kepada Tuhan atas nikmat yang diberikan.
ilustrasi(sumber:http://filosofi-hidup.blogspot.com/2012/10/hidup-ini-indah.html)

       Kesedihan dan penderitaan jangan sampai membuat pikiran negative menguasai akal kita. Bersedih boleh, tapi setelah itu berpikirlah positif dari peristiwa yang terjadi. Ambillah hikmah dan pelajaran darinya. Pikirkanlah orang – orang yang mungkin keadaanya lebih buruk daripada kita. Jangan biarkan pikiran negative menguasai hidup anda. Berprasangkalah positif bahwa itu semua adalah bagian dari proses agar kita menjadi pribadi yang semakin baik. Anggaplah itu adalah sebagian dari warna yang terlukis dalam kehidupan kita. Jika kita selalu bisa berpikir positif, maka kita akan selalu sadar bahwa hidup ini indah…

Sabtu, 23 Agustus 2014

Come Back

Lama, lamaaa sekaliii…saya nggak pernah nulis lagi disini. Entah karena malas atau karena kesibukan yang nggak bisa diajak kompromi.

Mungkin ini salah satu bentuk kebimbangan saya antara mau masuk ke salah satu UKM surat kabar apa enggak. Sebenarnya tahun lalu sudah mendaftar dan ngambil formulir, tapi masih belum yakin. Akhirnya saya batalkan niat itu. Akhir – akhir ini entah kenapa kepikiran lagi buat daftar.

Dulu, waktu saya masih berseragam putih abu – abu, saya bermimpi suatu saat bisa menjadi awak jurnalistik. Dulu keinginan itu begitu kuat hingga saya nyaris mendaftar kuliah di jurusan ilmu komunikasi. Walaupun pada kenyataannya saya malah mendaftar di jurusan manajemen.

Sekarang keinginan itu muncul lagi. Seperti teman lama yang tiba – tiba datang. Tapi sampai saat ini masih bimbang mengingat sudah ada dua organisasi yang dijalani. Keduanya sama – sama punya kegiatan yang lumayan banyak, dan keduanya berarti buat saya.

Tapi aku masih ingin mewujudkan mimpiku dulu. Aku ingin belajar menjadi reporter. Belajar tentang redaksi. Belajar menjadi penyampai berita yang baik. Dan jika suatu hari nanti impianku untuk bisa bekerja di ranah media massa dapat terwujud aku sudah punya bekal.

Maaf kalo malah jadi curhat hehe, soalnya bingung mau ngepost apa…

Senin, 13 Januari 2014

Memori SMA: Padua #Part 3

Alhamdulillah aku udah kenyang...
Dan sekarang mau lanjutin nostalgiaku di Padua. Tadi iseng-iseng buka grup FB Padua yg bernama PaduA the LoVeRs sAiNs ngGeMbueL pOoe'Na, oke lupakan namanya yang bikin pusing itu. Dibuka-buka kiriman-kirimannya dari tahun 2012. Wah ternyata pada gokil-gokil komennya. Banyak postingan-postingan unik dan aneh ternyata, dari yang penting sampe yang nggak penting. Aku bacanya sampe ngakak sendiri. Untung nulisnya sendirian jadi nggak dikira orang gila. Berikut ini penggalan dari komen-komen di grup padua. Kalo pengen ngerti apa yang dibicarain harus ngerti bahasa jawa 'ngapak' alias banyumasan hehe...



Sebenernya masih banyak sih postingan dan komentar-komentar unik lain tapi karena kebanyakan jadi nggak aku tayangin disini. Jadi sekarang lanjut aja yah ke momen Padua lainnya...

Bakar-bakar Ayam
Ayam siapa yang dibakar? ayam tetangga?...
Eitss...bukan donk, ini ayam kita patungan. Jadi ceritanya waktu itu kita sepakat buat acara bakar-bakar ayam di rumahnya Atin. Ceritanya buat perpisahan gitu, soalnya di kelas XII belum tentu bareng lagi. Akhirnya kami pun berangkat ke rumah Atin sorean. Yang nggak punya kendaraan nebeng, termasuk aku. Aku nebeng Adi soalnya dia masih satu desa sama aku. Sampe di rumah Atin, begitu udah kumpul semua mulailah kita bekerja. Ayam yang mau dibakar udah diungkep dulu sebelumnya sama mamanya Atin, biar cepet mateng n bumbunya meresap gitu. Trus kami juga siapin sambel buat cocolan ayam bakar nanti. Kira-kira abis Isya kami mulai bikin api. Sederhana aja, pake sabut kelapa. Seperti inilah suasananya saat itu




Karena pembakarannya kurang maksimal alhasil banyak ayam yang sekadar item tapi kurang mateng haha, ada juga yang malah agak gosong. Tapi ketika tiba saatnya makan toh semua juga ludes, bersih sampe tulang-tulangnya. Asal makannya bareng-bareng rasanya pasti tetep enak. Sehabis makan-makan Hana pamit pulang soalnya dia nggak boleh pulang kemaleman. Sebenernya kami semua rencananya mau nginep di rumah Atin dan begadang sampe pagi, tapi kalo ada yang mau pulang ya boleh aja. Setelah makan-makan selese kami ngumpul di ruang tamu sambil nyanyi-nyanyi. Harun yang lumayan jago main gitar dengan setia menggenjreng (bahasa apa pula...) dengan pelan dan penuh penghayatan (-_-). Entah berapa lagu yang kami nyanyiin. 

Makin malem makin dingin. Semua merapatkan jaket, dan selimut. Eh? kok ada selimut. Iya, soalnya Atin si tuan rumah dengan sukarela meminjamkan selimutnya biar nggak pada kedinginan. Karena waktu itu posisinya melingkar yang selimutnya ditaroh di tengah, jadi yang ketutupan selimut kakinya aja. Seakan belum cukup, kaki-kaki itu pun lama-lama jadi tumpang tindih haha...

Menjelang tengah malem anak-anak mulai pada ngantuk. Ada yang udah tepar malah. Sebagian lain merem melek. Yang pada tepar pun cari possisi masing-masing. Sementara lagu masih mengalun dari satu lagu ke lagu lain dengan iringan gitar dari Harun.




Tiba-tiba mamanya Atin keluar sambil bawa beberapa piring nasi goreng. Muka-muka yang tadinya udah ngantuk n lemes langsung cerah lagi. Bahkan yang tidur pun jadi bangun. Wah, sepertinya nasi goreng mama Atin emang sakti nih :D. Trus kami makan nasi goreng bareng-bareng. Satu piring buat beberapa orang. Nikmatnya kebersamaan...

Abis itu, yang mulai ngantuk pada cari posisi. Yang belum ngantuk ya nyanyi-nyanyi apa ngobrol gitu. Kalo aku sih sampe dini hari sekitar jam 4 masih kuat melek. Soalnya dah biasa begadang. Tapi menjelang jam 5 mata mulai terasa berat. Mana waktu itu cuaca emang pas lagi dingin-dinginnya lagi. Dan tanpa sadar aku merem sambil duduk. Nggak berapa lama aku sadar dengan agak kaget, ternyata aku mulai nagntuk. Pas liat sekitar temen-temen pada liatin ke arahku sambil cekikikan. Sialan, aku diketawaain -_-

Jam 6 kurang abis sholat subuh akhirnya pada pamit pulang. Rada nggak ikhlas momen itu berakhir. Tapi yah hidup harus tetap berputar (ceileh...). Akhirnya setelah pamitan ke Atin n mamanya kami pulang ke rumah masing-masing dengan menyimpan kenangan semalam. Sampe rumah, tidur sampe sianggg...haha


Class Meeting ke-Dua
Buat class meeting kedua ini mungkin nggak terlalu banyak kayak di class meeting yang pertama di Part 2 ya. Tetep ada lah momen yang patut dikenang. Waktu class meeting ke dua juga ada acara bikin stand-stand gitu tapi nggak semeriah sebelumnya. Jadi kita jualannya lebih sederhana n nggak seantusias waktu pertama. Karena yang jaga stand dikit jadi yang beli juga jarang. Alhasil barang dagangan kita banyak yang sisa. Dan sisanya diapain lagi kalo nggak dimakan sendiri haha. bahkan satu bungkus pecel buat rame-rame, kayak gini nih jadinya

ckckck, doyan apa laper tuh?
Selain itu juga ada lomba 'kakang mbokayu', kalo di jakarta si namanya 'abang none'. Tapi berhubung ini di Jawa Tengah jadinya ya 'kakang mbokayu'. Yang jadi 'tumbal' kali ini adalah Yeni sama Bayu. Mereka didandani pake busana jawa kemudian berlengggak-lenggok di catwalk bak model-model gitu. Beginilah kira-kira 'penampakannya'

cucok kan mereka?
Pesaing-pesaing mereka juga nggak mau kalah. Ada yang bahkan sampe ke salon biar penampilannya maksimal. Dan ketika pengumuman pemenang-pemenangnya. Ternyata padua dapet juara dua hehe, lumayan lah.

Buka Bersama
Kalo udah musimnya bulan puasa, pasti yang sering diomongin adalah buka puasa bersama atau bukber. Nah waktu itu padua juga ngadain kok. Walaupun nggak bisa dateng semua karena banyak yang berhalangan tapi bukber tetap berjalan. Kami buka bersama di Warung Bakso Tukung yang udah terkenal di dunia perbaksoan (lagi-lagi bahasa aneh...). Bayarnya? ya sendiri-sendiri lah, masa aku yang nanggung...!

                                             

sedikit foto yang bisa diabadikan

Ulang Tahun Katel
Ini waktu Katel ultah. Jadi kita bikin surprise buat katel pas abis pulang sekolah. Dan hal ini sukses bikin Katel mewek haha...


makan-makan....

Nah itu tadi adalah kisah tentang Padua, tentang indahnya kebersamaan dan persahabatan. Buat teman-teman Padua walopun kita udah menjalani hidup masing-masing, jangan lupakan kenangan-kenangan indah yang telah kita lalui bersama.

Sahabat adalah mereka yang mampu membuat hal yang sederhana menjadi sesuatu yang membuatmu bahagia.

Kalimat diatas pernah aku posting di grup Padua, dan entah ngutip darimana hehe...
Sekian kisah Padua, mungkin nanti aku akan posting kisah-kisah lain selama SMA. Makasih yang udah mau mampir,,,









Memori SMA: Padua #Part 2

Nah ini adalah kelanjutan dari postinganku yang judulnya Memori SMA: Padua #Part 1.

Kalo sebelumnya aku udah bahas tentang siapa aja sih yang ada di Padua dan karakter tiap orang, nah kali ini aku mau ceritain kejadian-kejadian menarik selama di Padua. Kenapa aku pengen nulis tentang mereka? biar inget. Siapa tau ntar kalo aku udah tua trus buka-buka blog (nenek-nenek gaul geto...) trus baca postingan ini kan jadi keinget sama teman-teman semasa SMA. Siapa tau bisa reuni hehe...

Yah langsung aja yah aku ceritakan penggalan-penggalan kisah semasa SMA, ceileehh...
Yuk cekidot...

Basecamp Padua

Gileee...punya basecamp? iya. Dan basecamp itu ada di kantin Si Ibu belakang kelas haha. Jadi itu adalah tempat kita sering ngumpul dan bergosip (kalo ini yang cewek-cewek) kalo pas istirahat ataupun pas sarapan.Seringnya sih kalo pas pagi Padua pada ngumpul disitu sambil sarapan. Menu yang biasa di pesen itu mi instan. Pokoknya kalo kita dateng kantin Si Ibu ancur deh,nah lo!? emang kite preman? hehe nggak sih maksudnya tuh rame gitu. Bahkan ada pengalaman lucu. Jadi waktu itu seperti biasa cewek-cewek padua pada ngumpul di kantin. Awalnya dikit-akhirnya jadi banyak, biasalah kalo cewek udah ngumpul gitu pasti rame deh. Apalagi hari sebelumnya abis pada study tour ke Bandung. jadi deh kami semua cerita-cerita pengalaman kami masing-masing, ada yang cerita nggak bisa pake toilet duduk pas ke wc, ada yang cerita rasanya naik wahana2 di Trans Studio Bandung, ada yang cerita belanja apa aja di Bandung, pokoknya macem-macem deh. Nah, ditengah keasyikan dan keriuhan kami tiba-tiba Rofik si ketua kelas teriak-teriak dari jendela kelas yang letaknya tepat di depan kantin


"woy! udah masuk nih!...jangan ngumpi aja!"

Sontak kami kaget, tapi malah terus ketawa.
"Emang pak Aji udah dateng?" tanya salah satu temanku.
 "Udah dari tadi," kata Rofik.

 Ternyata saking asyiknya sampe nggak denger ada bel bunyi. Sambil keluar dari kantin kami jalan ke kelas sambil masih cekikikan gara-gara kejadian tadi. Untung gurunya hari itu nggak killer. Waktu pelajaran biologi dan gurunya sekaligus wali kelas kami orangnya asyik jadi waktu kami masuk kami cuma mesam-mesam.Sedangkan pak Aji cuma pura-pura marah hehe...

Class Meeting

Ini cerita waktu selese Ujian Akhir Semester Ganjil. Jadi setiap selese UAS sambil nunggu pengambilan rapor selama seminggu sekolahku mengadakan class meeting yang diisi dengan lomba-lomba. Ada lomba voli, basket, futsal dan lain-lain. Tapi yang paling rame ya kalo futsal. Apalagi kalo yang main cewek-cewek, wah cuma rebutan bola deh (lah...bukanya futsal emang gitu ya :p). Aku juga pernah ikut si sekali, tapi kapok. Capek bangettt gilaaa...padahal cuma ngejar-ngejar bola sama lari kesana lari kesini dan nggak nyetak gol hehe. Sementara itu yang nggak ikut main teriak-teriak di pinggir lapangan kasih semangat.

ayo puji...tendang bolanya!

Selain lomba olahraga juga diadain lomba jualan. Jadi tiap kelas bikin warung-warung yah semacam stand-stand gitu. Diadainya waktu hari pengambilan rapor jadi yang beli juga para orangtua yang mau ngambil rapor. Nah sore harinya kami mulai membangun warung kami. Bahu membahu kami bikin tuh warung sebagus mungkin. Ada yang cari bambu, ada yang cari daun kelapa, ada yang bikin pondasi, pokoknya kerja semua deh. Pas sore 'mahkarya' kami sudah hampir selese, tiba-tiba...jederrr!!!...
Ujan.

Karena hari udah sore dan warung kami juga tinggal dikit lagi jadi akhirnya kami ujan-ujanan. Dan kondisi warung kami saat dalam kondisi sedikit 'terancam' gara-gara air ujannya menggenangi atap yang dibuat dari terpal. Tapi dengan gotong royong kami sanggup mengatasinya. Walopun kondisi saat itu sudah seperti korban banjir tapi kami tetep semangat.

kayak korban banjir kan? :D
Dan tibalah saatnya hari eksekusi itu hehe. Pagi-pagi sekali kami sudah sibuk mempersiapkan bahan-bahan buat dijual. Ada yang pergi ke pasar, ada yang cari buah, ada yang bikin sambel, ada yang menghias warung pake kertas krop dan ada yang foto-foto(kalo ini sih aku hihi...). Kami saat itu mutusin buat jual jajanan pasar sama rujak. Dan kami beruntung dapet tempat di paling pinggir, persis di sebelah jalan yang dilewatin orang-orang. Jadi deh warung kami laris manis. Selain itu kelezatan rujak kami yang 'aduhai' juga ternyata menjadi favorit pengunjung.
mari bu...silahkan di beli

Bikin Puding
Kalo ini sebenernya tugas dari guru kimia, jadi istilahnya mraktekin materi yang dikasih waktu itu yaitu tentang koloid. Kami dibagi jadi beberapa kelompok. Dan waktu itu aku sekelompok sama Atin, Yeni, Imus sama Harun. Waktu itu aku inget banget bikin pudingnya di rumah Atin sampe malem banget. Niatnya bikin puding nanas, tapi karena nanasnya nggak dapet jadi pakenya sari/ekstrak nanas. karena pas masak lampunya agak redup kami masukin sari nanasnya agak banyak. Ternyata setelah jadi dan dibawa ke tempat agak terang, busettt! Kuning bangettt....haha. Tapi ya udah nggak papa. Pagi harinya kami sudah siap dengan puding dari kelompok masing-masing. Ada yang coklat, ada yang warna-warni, dan macem-macem. Pas udah dinilai sama guru, saatnya makan-makan...langsung deh pada icip sana icip sini.

mau mau?
Makan-Makan di Taman Sekolah
Hm...kejadian ini aku nggak inget tepatnya kapan, tapi yang satu ini pokoknya asyik deh. Kalo nggak salah sih sebelum naik kelas XII. Jadi waktu itu Sinur tuh bawa es 'tung-tung' kalo aku nyebutnya, itu loh yang biasanya di jual pake contong atau gelas kecil. Trus Puji bawa kue katanya dia belajar bikin kue. Biasa lah anak-anak kalo ada yang gratisan plus enak langsung diserbu deh hehe. jadi kami ngumpul di taman depan sekolah sambil makan eskrim sama roti. Ah rasanya waktu itu nggak mau pisah...dan momen itu pun seperti biasa tak lepas dari mata kamera (hp). Bahkan waktu itu Onter temenku secara sukarela memvideokan momen tersebut. Disitu kami makan, bercanda sambil cerita-cerita, dan tak lupa kami menyanyikan yel-yel kami. Bunyinya gini, nadanya pake lagu 'Iwak peyek' yang saat itu lagi booming

Iwak peyek, iwak peyek
Iwak peyek sego jagung
Sampe tuek, kakek nenek
padua tetap bergabung!

Hehe itulah yel-yel padua. Dan tiap aku mgeliat videonya rasanya pengen kembali ke masa itu...T_T





Nah itulah beberapa kisah manis di padua. Untuk part 2 ini sekian dulu ya. Soalnya aku juga leper nih gara-gara liat Atin sama Imus makan. Nantikan Part 3'nya ya...:D






Memori SMA: Padua #Part 1

Ujan-ujan kayak gini enaknya ngapain yah?
Tidur?
Tidak, tidak...!
Makan?
Ya bisa jadi, bisa jadi...eh tapi nggak ding,kan nggak punya camilan T_T (nasib anak kos,cup..cup...)
Minum yang anget-anget?
Tidak...tidak...!
Main laptop?
IYA...IYA...!!!

Hehe gaje kan?
Reader: iya, gaje kayak muka yang nulis
Apa lo bilang?!?#ngasah golok
Reader: kabooorrr...

Abaikan juga yang tadi itu, itu tadi iklan golok cap gajah bengkak :p

Oke jadi sebenernya apa sih yang mau share kali ini? 
Kali ini aku mau mengenang masa-masa SMA. Bener kalo ada orang yang bilang kalo masa SMA itu sulit dilupakan. Banyak banget hal yang terjadi di masa SMA dari yang lucu sampe yang nyebelin, dari yang judulnya A sampai Z, dari yang mukanya jelek sampe yang cakep(maksud lo?).

Nah hari ini iseng buka foto-foto di laptop. Trus nemu deh folder yang aku kasih judul "Padua". Trus aku buka-buka. Ternyata isi dari folder itu berbahaya teman-teman! 
Reader: loh kok bisa? jangan-jangan isinya yang enggak-enggak ya?
Ye...bukan gitu! setelah ku buka isinya hasilnya bikin aku senyum-senyum sendiri kayak orang gila!
Gimana nggak senyum-senyum liat wajah-wajah unyu semasa SMA...tepatnya waktu kelas XI. Jadi waktu kelas XI tuh kita punya nama sendiri-sendiri buat kelas masing-masing. Dan nama kelasku yaitu kelas XI IPA 2 adalah Padua. Simple dan biasa saja.

cewek-cewek padua bernarsis ria...:D

masih narsis, aku yang mana coba?


Aku masih inget betapa kompaknya Padua saat itu. Semua tuh membaur, jadi nggak ada geng-gengan gitu. Satu kelas tuh ada 20 anak, dikit yah? emang...
Kalo ga salah tuh waktu itu di Padua ada: aku, Atin, Yeni, Imus, Desi, Cimel, Sinur, Katel, Wikur, Hana, Yulis, Site, Ela, Sutri, Puji, Rofik, Bayu, Harun, Adi sama Kuthez. 

Dan asal kalian tau yah, kebanyakan nama di atas itu nama panggilan alias bukan nama asli bahkan ada yang nggak nyambung sama nama aslinya. Contohnya nih Cimel, nama aslinya tuh Eti Meliana tapi disingkat jadi Timel dan akhirnya jadi Cimel haha unyu kan?. Trus katel, aslinya tuh Dwi Oktaviani. Loh kok jadi katel? kalo yang ini sih aku nggak tau sejarahnya soalnya panggilan dari kelas X. Dan Kuthez itu juga nama julukan, aslinya Ahmad Fauzi. Nggak tau kenapa dipanggil gitu. Dan...aku sendiri! dipanggil Dadar. Bukan karena wajahku seperti telor dadar, bukan kerena kalo makan suka pake telor dadar, dan bukan juga karena aku penjual kue dadar! bukan!. Jadi nama Dadar itu diberikan(ceileh...) sama temenku waktu kelas sepuluh. Karena waktu itu ada dua nama Evi di kelas aku lebih sering dipanggil nama belakangnya yaitu Dar, hingga akhirnya Dadar bahkan sekarang Dadarguling. Haha, bagaimanapun aku berterimakasih sama temenku, Papah yang udah menganugrahkan(prettt...) julukan itu buat aku.

keep smile paduaaa....


Nah selain punya nama panggilan yang unik (dan agak aneh) karakter masing-masing anak juga punya keunikan sendiri-sendiri. Dari yang diemmm banget sampe yang rempong banget. Ini beberapa karakter yang aku inget; ada Cimel yang pendiem, Hana yang pinter, Harun yang suka tidur kalo lagi pelajaran, Desi yang suheri(suka heboh sendiri) kalo baru dateng, Sinur yang ramah dan baik hati, Imus yang bakal lari bahkan nangis kalo disodorin ulat(walopun cuma bo'ongan) :D, Wikur yang suka jualan siomay di kelas, Yeni sama Yulis yang sukanya ceplas-ceplos :p,Sutri yang ceria, dan ada juga Puji yang 'ratu gombal', haha itu cuma beberapa orang yang bisa aku tulisin disini, yang nggak kusebut aku tetep sayang kalian.... Nah kalo aku? kalo aku si katanya suka bolot haha, soalnya aku kalo lagi konsen sama sesuatu,  dipanggil pake toa pun kayaknya nggak ngeh hehe...

Nah itu baru sedikit info tentang anggota-anggota Padua. Keseruan apa aja yang dialami padua selama satu tahun? tunggu part duanya hehe...