Pages

Rabu, 23 Oktober 2013

Tuliskan Impian dan Wujudkan!

Entah kenapa setiap saya habis membaca buku atau suatu bacaan saya merasa terdorong untuk menulis sesuatu. Rasanya saya juga ingin menyampaikan unek-unek yang ada dalam pikiran saya. Seperti barusan. Saya baru saja membaca buku karya penulis muda berbakat Indonesia, Alanda Khariza. Benar-benar bacaan yang bagus. DreamCatcher. Judul yang sangat sesuai dengan isinya. Didalamnya Alanda menuliskan tentang mimpi-mimpinya, usahanya dalam mewujudkannya, hal-hal yang sudah dicapai, pengalaman dan kiat-kiat dalam meraih mimpi. Saya sangat salut padanya karena di usia yang masih semuda itu dia bisa memiliki banyak prestasi bahkan sampai internasional. Saya coba memandang diri saya sendiri. Di usia saya yang hampir genap berusia 18 tahun, apa yang sudah saya dapat sampai saat ini?
Saya sendiri meyakini pentingnya punya impian. Karena bagi saya impian bukan hanya angan-angan tapi juga motivasi. Mimpilah yang membuat kita termotivasi untuk melakukan sesuatu. Dan saya juga meyakini bahwa setiap impian butuh usaha keras. Tidak mungkin suatu impian bisa terwujud jika kita hanya berdiam diri.
Saya sering mendengar di acara seminar maupun life skill bahwa orang-orang yang sukses menuliskan mimpi-mimpi mereka di atas kertas. Dan mulai mewujudkanya satu per satu. Akhirnya saya pun melakukan hal yang sama. Saya menuliskan mimpi-mimpi saya kedepannya di sebuah buku. Saya berharap saya bisa mewujudkan semua mimpi-mimpi saya. Tidak peduli kalau orang-orang akan menertawakan impian saya yang menurut mereka mustahil atau terlalu berlebihan. Tapi bukan itu yang kadang menurunkan motivasi dan keyakinan saya.
Hanya saja saya sering bingung. Saya harus memulai darimana?
Saya bukan orang yang pandai bersosialisasi.
Saya bukan orang yang pandai berbicara di muka umum.
Saya bukan orang yang punya berbagai prestasi hingga membuat orang lain kagum.
Dan saya merasa bukan siapa-siapa.
Itulah yang kadang membuat saya merasa minder,tidak percaya diri. Merasa tidak bisa ini dan itu. Mungkin saya sebenarnya mampu. Tapi saya tidak punya keberanian untuk melakukannya. Saya terlalu takut.
Saya takut gagal dan orang tidak akan mau memandang saya lagi.
Terdengar kekanakan dan pengecut bukan?
Tapi itulah, saya sadar selama ini saya banyak melakukan hal-hal yang tidak berguna. Saya membuang waktu saya percuma. Saya sudah terlalu lama berada di ‘zona-nyaman’. Hingga saya takut untuk melakukan hal-hal yang membutuhkan sedikit tantangan.
Tapi saya sadar bahwa salah satu mimpi saya terwujud hari ini. Tadi siang saya mendapat SMS dari Direktorat Kemahasiswaan bahwa pengumuman penerima beasiswa bidikmisi sudah bisa di lihat di website. Saya memang sudah lama menantikan hal ini. Kuliah tanpa menyusahkan orang tua dengan dalam hal biaya. Dan setelah saya cek, Alhamdulillah nama saya terdaftar sebagai salah satu penerima beasiswa tersebut.
Saya jadi teringat bahwa tempo hari saat ospek, kami diminta membuat life plan untuk beberapa tahun kedepan. Dan saya masih ingat salah satu life plan saya adalah ‘mendapatkankan beasiswa kuliah’.
Dan saya juga ingat bagaimana saya mengatakan
“malas ah harus ngurus berkas-berkas kayak gituan lagi”
 ketika teman saya membujuk saya untuk mendaftar beasiswa ini. Namun akhirnya saya daftar juga setelah berpikir panjang. Memang butuh proses. Harus minta surat ini itu dari desa yang kemudian diposkan ke sini oleh orangtua saya. Bolak-balik ke akademik minta tanda tangan yang ujung-ujungnya ditolak. Bahkan saya dan teman-teman saya hampir menyerah ketika tidak bisa mendapatkan tanda tangan dari kaprodi. Tapi akhirnya berkat kenekadan dan pantang menyerah akhirnya diijinkan mendaftar juga. Yah pada intinya semua butuh perjuangan.
terkadang kita juga membutuhkan teman untuk selalu mendukung impian-impian kita. Saya berharap beasiswa ini akan lebih memotivasi saya untuk belajar lebih giat. Dan saya harus bisa mewujudkan lifepalan-lifepalan saya yang lain. Untuk itu saya harus lebih bekerja keras.


Aku Butuh Jadwal

24 jam terasa kurang. Ya, itulah yang kuraskan semenjak aku menjalani aktifitas kuliah. Satu hari terasa begitu sempit. Sedangkan banyak hal yang ingin aku lakukan dalam satu hari. Belajar, nulis blog, nulis kompasiana, nulis esai, nulis fanfic, menghitung pengeluaran bulanan, baca buku, internetan, kuliah dan masih banyak lagi.
Aku kadang berkhayal andai aku bisa seperti tokoh kartun Naruto yang punya ‘jurus seribu bayangan’ yang bisa membut diri kita menjadi banyak. Nanti ada aku yang sedang kuliah, ada aku yang sedang baca buku, ada aku yang sedang nulis, sedang jalan-jalan, makan, atau bahkan tidur. Tapi yang kuhadapi bukan dunia seperti itu, ini adalah dunia yang nyata dimana semua orang dituntut untuk menggunakan waktunya sebaik mungkin atau mereka akan ketinggalan.
Sebenarnya aku bisa saja melakukan itu semua. Tapi tidak dalam satu hari. Dan yang kubutuhkan adalah jadwal. Dengan jadwal hidupku insya allah akan lebih teratur. Aku harus membuat jadwal untuk kegiatanku. Kuliah, berorganisasi, membaca buku, mengerjakan tugas, main, istirahat dan lain-lain. Aku butuh itu.


Minggu, 20 Oktober 2013

sebuah renungan dari masa lalu


Malam ini bulan bersinar terang di atas kota jogja. Hanya awan tipis yang sesekali menghalangi cahayanya jatuh ke bumi. Dulu aku selalu bermimpi suatu hari nanti di sebuah lapangan atau padang rumput yang luas aku bisa memandang bulan dan bintang bersama orang yang aku sayangi. Mungkin ini terdengar klise. Tapi yah begitulah kenyatannya. Bukankah setiap orang berhak punya impian?. Ketika kita punya impian maka kita mempunyai alasan untuk berbuat sesuatu.

Dulu ketika masih kecil aku juga punya impian. Seingatku dulu aku pernah punya impian untuk jadi pelukis. Tapi seiring berjalanya waktu, banyak hal baru yang kutemui. Banyak hal yang menarik minatku. Maka impianku pun turut berubah-ubah setiap waktu. Hingga duduk di bangku SMA aku bahkan masih belum tau arah tujuanku sebenarnya. inilah salah satu hal yang aku sesali. Selama ini aku hanya hidup mengikuti perputaran waktu tanpa tau kemana arus membawaku. Hidupku seakan monoton. Tanpa ada tantangan. Tanpa sadar aku telah terjebak terlalu dalam di zona nyaman. Semua berjalan begitu saja tanpa aku mencoba berontak ataupun protes.

Hingga akhirnya aku pun menjadi orang yang biasa-biasa saja. terlalu diatas tidak, terlalu di bawah juga tidak. Pikirku dulu seperti ini ‘kenapa harus aku? toh nanti juga ada orang lain yang bisa’. Aku sadar, aku terlalu takut pada saat itu. Aku takut mengalami kegagalan. Aku takut tidak bisa. Aku takut orang-orang akan memandangku aneh. Ah, betapa bodohnya pemikiranku saat itu. Andai waktu bisa diputar kembali, aku ingin tidak hanya menjadi orang yang ‘biasa-biasa saja’. bukan berarti harus jadi orang hebat dengan segudang jabatan, tapi setidaknya aku tidak menjadi orang yang pasif dan menerima semuanya begitu saja. ah, tapi waktu selalu berputar pada porosnya.

Kini seiring bertambahnya usia, bertambahnya wawasan aku semakin sadar kesalahanku dulu. Kenapa dulu aku tidak mencoba menggali apa yang menjadi minatku, apa yang menjadi hobiku?, apa yang menjadi keinginanku?. Dan kenapa aku membuang begitu banyak waktuku hanya untuk melakukan hal-hal yang tak berguna? Apa yang telah aku lakukan selama bertahun-tahun. Aku semakin sadar, aku masih punya banyak kekurangan. Masih banyak yang harus kupelajari. Aku masih belum ada apa-apanya.

Aku merasa bersyukur Tuhan menempatkanku disini. Diantara orang-orang hebat. Di antara orang-orang yang terpilih. Di antara orang-orang yang membantuku keluar dari zona nyamanku. Aku tau aku telah tertinggal jauh di belakang. Tapi aku juga tau kalau aku masih bisa maju dan melangkah bersama mereka.

Yogyakarta, 20 Oktober 2013


Sabtu, 19 Oktober 2013

Bingung milih jurusan? bukan jamanya lagi

Duh, bingung nih milih jurusan apa…
Kurang lebih begitulah jawaban kebanyakan siswa kalo ditanya ‘mau kuliah jurusan apa?’. Akupun dulu begitu, secara aku kan juga pernah SMA hehe. Tapi buat kamu-kamu yang baru masuk SMA ataupun yang udah SMA sebaiknya udah mulai mikirin jurusan apa yang akan kalian pilih. Karena ini juga penting buat mulusin jalan kamu ke depan.

Ibaratnya orang kalo mau pergi kan harus punya tujuan. Begitupun sekolah. Jangan mentang-mentang masih kelas 1 SMA trus kamu santé-sante. Justru kelas 1 SMA kamu harus udah mikirin bidang studi apa yang pengen kamu pelajari lebih dalam. Dalam memilih jurusan di perguruan tinggi, jangan asal-asalan milih apalagi cuma iku-ikutan. Kamu harus tau apa yang kamu pengen dan yang kamu cita-citakan. Jangan sampe udah di tengah jalan ternyata jurusannya gak cocok sama minat dan kemampuan kamu, ujung-ujungnya kuliah kamu jadi gak fokus. Nah mulai sekarang coba deh gali sebanyak-sebanyaknya kemampuan kamu. Kamu bisa mulai dengan apa yang kamu sukai. Misal kamu suka nulis, berarti kamu bisa masuk sastra dan bahasa. Atau kamu suka utak atik radio rusak atau TV rusak berarti kamu tertarik dengan jurusan teknik tuh…

Nah kalo udah tau tujuannya kemana berarti harus tau jalan mana yang harus dipilih. Kalo udah naik kelas 2 SMA kan biasanya ada penjurusan nih. Ada IPA, IPS, dan bahasa. Nah ketika kamu udah tau tujuan kamu kemana kamu gak bakal deh bingung milih jurusan. Yang pengen masuk teknik yak e IPA, yang pengen masuk akuntansi atau manajemen ya masuk IPS dan seterusnya.

Setelah tau tujuanya kemana dan pake jalan yang mana, sekarang tinggal mikirin pake apa kesananya. Dan satu-satunya ‘kendaraan’ yang paling mudah tapi susah dijalani(pengalaman :p) yaitu BELAJAR. Ya, Cuma itu. Kalo kamu belajar, insya Allah nilai-nilai rapot kamu bagus dan kalo nilai rapot kamu bagus berarti kamu udah punya modal buat bisa ketrima di PTN favoritmu. Karena seperti yang kita tau acuan SNMPTN sekarang bukan Cuma nilai UN tapi juga nilai rapot.

Banyak dari teman-temanku yang tidak lolos SNMPTN kemarin menyesal karena tidak belajar semaksimal mungkin ketika semester 3-5. Terus kalo udah gitu kan mau gak mau harus ikut SBMPTN atau ujian mandiri. Dan kalo masih gak diterima juga? Ya udah nunggu taun depannya lagi.

Nah makanya buat adik-adik yang udah duduk di bangku SMA mulai aktif cari info tentang kuliah biar ntar gak bingung. Oh ya sedikit tips nih dari aku kalo milih PTN pas daftar SNMPTN. Saranku sih untuk pilihan pertama pilih deh universitas yang top sekalian, yah minimal yang selalu menempati 3 besar di Indonesia lah sseperti UGM,UI, atau ITB. Nah pilihan keduanya yang peluang masuknya gede. Hehe itu dulu sedikit tips dariku…

Kembali

akhirnya aku kembali lagi ke kota gudeg ini setelah seminggu lamanya merefleksikan hati dan pikiran di kampung halaman tercinta.
kembali dengan segala aktifitas perkuliahan.
kembali dihadapkan pada tugas-tugas yang tiada henti minta diselesaikan .
kembali dengan hiruk pikuk kota ini.
kembali dengan segala tetek bengek khas anak kost.

seminggu bukan waktu yang lama untuk dihabiskan bersama keluarga. tapi sesingkat apapun waktunya kalau bersama keluarga akan terasa berarti. 

Inilah kehidupan mahasiswa. Jauh dari orang tua. Mengurus diri sendiri. selalu dihadapkan pada seabreg tugas dan lain-lain.
tapi inilah pembelajaran hidup. Inilah hidup yang sebenarnya. aku tidak pernah menyesal memilih untuk kuliah karena disini aku mendapatkan banyak pembelajaran. aku banyak bertemu dengan orang-orang dari berbagai daerah, dari berbagai usia dan bidang ilmu. dan itu semua merupakan pengalaman yang luar biasa. Semua itu mengubah pola pikirku untuk menjadi individu yang lebih maju. Aku juga banyak mendapatkan inspirasi dari orang-orang di sekitarku.