Pages

Senin, 30 November 2015

MAAF

Ada banyak hal yang kusesali selama setahun ini. Waktu satu tahun terasa begitu cepat. Tanpa aku sadari aku telah melangkah jauh. Seharusnya banyak hal yang telah kulakukan. Tapi nyatanya banyak hal yang kusesali. Penyesalanku bukan tanpa alasan. Banyak hal yang sebenarnya bisa kelakukan dengan baik tapi tak bisa kulakukan dengan baik. Banyak hal yang bisa kuantisipasi tapi aku tidak melakukannya. Banyak hal yang sebenarnya bisa kucegah tapi aku tak melakukannya.
Ingin mengeluh tapi pada siapa? Pada kalian yang ‘Kuanggap’ kupercaya? Sedangkan kalian adalah salah satu hal dalam penyesalanku. Maka aku hanya bisa bilang ‘maaf, maaf, dan maaf...’


Senin, 26 Oktober 2015

Hari Blogger Nasional

Baru aja liat di trending topic twitter kalo hari ini 27 Oktober 2015 adalah #HariBloggerNasional
Wah, selamat hari blogger nasional semuanya. Semoga blogger - blogger indonesia makin kreatif.

Jujur kalo aku masih merasa belum pantas disebut blogger karena jarang posting dan sekali posting pun kadang gaje hehe. Moga - moga postinganku lain kali lebih bermanfaat ya :D

20 Tahun

20 tahun.
Aku akhirnya sadar betapa tuanya aku ketika tanggal 24 Oktober kemarin. Oke fine, digit pertama sekarang udah jadi angka 2. 2 dekade sejak pertama kali aku menghirup udara di dunia ini. Rasanya liat angka 20 gimana gitu, tiba-tiba aku ngerasa aku bukan remaja lagi hehe, lebay.

Well, ultahku ke 20. Aku gak pernah menganggap terlalu spesial hari kelahiranku sih. Di tahun – tahun sebelumnya dilaluin seperti hari – hari biasa. Tidak ada perayaan, hanya ucapan dan doa dari orang – orang dekat atau dari teman di medsos. Ah, ada yang inget aja aku udah seneng kok. Seenggaknya itu menyadarkanku kalo aku masih punya orang – orang yang peduli. Tapi setiap tanggal 24 Oktober juga selalu mengingatkanku untuk menoleh lagi ke belakang. Di umur segitu apa hal berguna yang udah aku lakuin? Sejauh mana aku bisa mencapai mimpiku?

Untuk tahun ini mungkin sedikit berbeda. Ucapan dan doa tetap datang dari teman – teman dan keluarga. Dan, ada perayaan kecil dari temen deketku Rosyi. Sebuah cake manis dan kado. Thanks banget deh buat dia, pertamakalinya dalam hidupku ada yang ngasih kue di hari ultah. Dan perayaannya pun di tempat yang istimewa, Taman Pelangi Jogja. Setelah dua tahun di Jogja akhirnya kesana juga.
pertamakali dapet kue di hari ultah

thanks Rosyii atas kejutannya n foto2nya haha


Beberapa hari sebelum tanggal 24 tiba – tiba aku seperti mendapat sebuah pencerahan. Ini terkait masa depanku kedepannya. Entah kenapa niat untuk melanjutkan pendidikan ke S1 tiba – tiba muncul. Nggak tanggung – tanggung, targetku selanjutnya adalah IPB. Sebenernya udah kepikiran agak lama si pengen lanjut di sana, cuma masih ragu. Dan sekarang bener – bener yakin pengen kesana. Bahkan aku udah cari segala info tentang pendaftaran, sampe – sampe mintain nomer kakak angkatan yang lanjut kesana. Banyak faktor kenapa aku memutuskan untuk ke IPB. Salah satunya buat menghemat biaya, khusunya biaya hidup. Soalnya aku ada paman di Bogor dan deket kampus IPB  jadi kan aku gak perlu pusing mikirin biaya kos sama makan.

Masalahnya sekarang adalah, kalo aku lanjut tahun depan aku harus mulai ngumpulin duit dari sekarang. Ortu udah bilang dari awal kalo aku mau lanjut harus cari biaya sendiri. Bukannya tega sama anaknya, tapi kondisi keuangan emang udah gak seenak dulu. Lagian aku juga cukup malu kok kalo masih ngerepotin ortu dengan biaya kuliah, walopun itu buat pendidikan. Tapi aku udah mutusin kalo kuliahku nanti aku pengen biayain sendiri, nggak mau nyusahin ortu lagi.


Dan sekarang aku makin mantap melangkah kedepan #ceileh. Setidaknya aku udah punya gambaran untuk beberapa tahun ke depan. Tinggal cari cara buat mewujudkannya aja. Bismillah, semoga bener – bener bisa langsung lanjut tahun depan. Kalo nggak tahun depan insyaAllah 2017 hehe.

Kamis, 01 Oktober 2015

Home

Ketika tempat yang kuanggap 'rumah' susah tak lagi memberiku kenyamanan. Siapa yang salah?

Pasti ada seauatu yang salah dengan diriku...

Jumat, 18 September 2015

Angin

Aku hanya membiarkannya lewat
Tanpa berniat mengentikannya
Ingin menyentuhnya, tapi tak bisa
Yah, setidaknya...
Aku bisa merasakan kehadirannya
Kala ia datang dengan bisikan lembut
Aku bisa, mendengarnya...
Saat ia menyapa dengan sentuhan ringan.
Aku bisa, merasakannya.
Dia ada.
Angin....

Minggu, 16 Agustus 2015

Menghilang

Adakah cara bagi manusia untuk menghilang sejenak?
keluar dari kesibukan dan rutinitas. Pergi ke dunia lain yang tak ada seorang pun yang mengenal, atau dikenal. Dunia yang baru dimana aku bisa melakukan apapun yang aku inginkan. Tidak perlu berpikir tentang kewajiban dan orang - orang disekitarku.
Tak ada rasa takut, tak ada rasa tertekan.
Menghilang sejenak, tanpa jejak.

Pemikiran yang aneh, dari orang yang aneh.
Sesuatu yang mustahil, kan?
Aku hanya ingin berlari, saat ini.

Jumat, 24 Juli 2015

Menembus Batas

Sejauh mana lagi aku harus berlari?
Melampaui batas.
Apakah batas itu benar-benar ada?
Atau hanya kiasan agar kehidupan berjalan seirama dengan waktu?

Batas, mungkin itu tidak benar-benar ada. Karena kehidupan terus berkembang.

Selasa, 21 Juli 2015

Catatan Lama

Membuka kembali catatan lama, dua tahun lalu. Ketika pikiran masih begitu labil. Lucu.

Namun perlahan aku menyadari, arti penting catatan harian. Catatan harian adalah ungkapan perasaan dari masa lalu. Seperti sebuah rekaman yang bisa kita putar lagi sewaktu-waktu. Catatan harian adalah sepenggal jejak dari kisah sehari-hari kita di masa lalu. Ibarat film yang bisa kita tonton lagi.
Tapi catatan harian juga tolak ukur untuk melihat diri kita sekarang ini.

Dulu aku bertanya-tanya, menjadi dewasa itu seperti apa?

Setelah dua tiga tahun berlalu. Aku melihat ke diriku yang dulu dengan pemikiranku dulu. Berbeda. Tentu saja. Rasanya lucu ketika aku mengingat pikiranku dulu.
Mungkin itu salah satu proses kedewasaan.

Membaca catatan harian lama membuatku merasa seolah-olah aku sedang berbicara dengan aku yang dulu. Ada rasa senang, aneh, marah, kasihan, sedih, dan...
Malu.

Ya, aku malu pada diriku yang dulu ketika aku melihat impian-impianku dulu, dan kini bahkan tidak tersisa lagi dipikiranku. Aku malu pada visi dan argumen-argumenku dulu, sementara kini aku begitu mudah menyerah. Aku malu karena aku merasa lemah dibandingkan aku yang dulu.

Kenapa aku bisa melupakannya? Kenapa aku tidak mengingatnya disaat-saat aku mulai bimbang. Kenapa semangat dan angan-angan yang dulu kugoreskan seakan luntur begitu saja?

Senin, 25 Mei 2015

HUJAN

Hujan
Kau tau betapa aku merindukanmu?
Setiap tetes yang engkau kirimkan ke bumi
Mengantarkan pesan kedamaian
Membasahi jiwa – jiwa yang kering

Hujan
Tahukah kau?
Setiap denting jatuhmu
Menyenandungkan pujian
Betapa Sang Pencipta bermurah hati pada setiap insan

Tampaknya hujan tak akan datang dalam waktu dekat. Di siang hari panas matahari terik membakar. Pepohonan mulai terselimuti debu. Ah, rupanya kemarau telah tiba. Entah mengapa aku jadi agak sedih.

Meskipun musim kemarau juga anugerah dari Tuhan, tapi aku merindukan dinginnya air yang menetes satu – satu ke bumi. Aku merindukan aromanya yang segar. Merindukan suara ketika suara air yang bertabrakan dengan genting terdengar...seperti melodi.
Meskipun hujan menyebabkan genangan air dimana – mana, tapi aku tahu hujan telah memberikan kehidupan untuk bumi.


Sesering apapun ia turun, tidak akan pernah sama. Meski air yang dijatuhkannya sama wujudnya, namun air hujan hari ini tidak akan sama dengan air hujan kemarin, kemarin lagi, dan kemarin lagi. Hujan membawa ceritanya masing – masing. Mungkin hujan kemarin ia jatuh di jalanan. Kemudian mengalir ke sungai dan menguap lagi menjadi awan – awan di langit. Lalu hari ini ia turun kembali, tidak di jalanan tapi diatap rumah. Dan dia pun memulai lagi kisahnya.
Ketika kaki untuk berpijak tak mampu lagi untuk melangkah
Tangan yang tak mampu lagi berpegang
Mulut tak mampu lagi berkata
Hanya hati yang berbicara

Bolehkah aku menangis sekarang?

Selasa, 19 Mei 2015

Lelah

Rasanya ingin meledak dengan segala rutinitas ini. Pekerjaan yang tak pernah ada habisnya. Tuntutan yang merongrong agar semua dikerjakan dengan tepat dan cepat. Percuma saja meminta pengertian. Karena semua pasti ingin dinomorsatukan, dipedulikan. Mau bagaimanapun aku menjelaskannya pun tak berpengaruh. Karena semua akan berbalik kepadaku.

Liburan, hiburan, tidur. Nyatanya itu semua tak membantu sama sekali menyelesaikan semua ini. Kesenangannya hanya terasa sekejap, saat itu.

Kemarin ada adik angkatan yang curhat sedang banyak masalah, katanya dia rasanya ingin kembali ke masa kecil yang mikirnya gak berat – berat, Cuma main dan belajar. Mendengarnya aku jadi tersenyum juga. Karena aku juga merasa hal yang sama. Dulu ketika kecil ingin segera dewasa, tapi setelah dewasa, punya banyak pekerjaan dan masalah jadi ingin kembali ke masa kecil. Lucu ya? Tapi itu bagus sih, karena artinya kita telah membuat suatu perbedaan kan? Kita telah bergerak, tidak stagnan di tempat.

Tapi tetap saja, aku bingung harus menyelesaikan darimana. Karena waktuku sama dengan yang lain, 24 jam sehari. Anggota badanku juga sama seperti yang lain, hanya punya 2 tangan, 2 kaki, 2 mata, dua telinga, dan satu mulut. Rasanya untuk bernapas pun susah.

Setiap waktu pasti ada yang harus dilakukan, setiap detik pasti ada yang dikerjakan. Tapi benarkah aku sudah melakukan sesuatu yang bermanfaat? Apa yang selama ini aku kerjakan apa benar – benar menghasilkan sesuatu? bahkan setelah semua waktu yang kugunakan pun aku masih bertanya – tanya apakah aku telah melakukan sesuatu?

Senin, 18 Mei 2015

Separuh jiwa

Separuh jiwaku ingin terbang bebas, namun sebagian lagi ingin tetap bertahan

Jumat, 20 Februari 2015

pesan untukku

Aku adalah diriku sendiri. Tidak peduli apapun amanah dan tuntutanku, aku harus tetap menjadi diriku sendiri. Jangan mengubah dirimu menjadi orang lain. Berhenti membandingkan diri dengan orang lain. Karena Allah menciptakan setiap manusia dengan keistimewaan sendiri-sendiri.