Pages

Senin, 25 Mei 2015

HUJAN

Hujan
Kau tau betapa aku merindukanmu?
Setiap tetes yang engkau kirimkan ke bumi
Mengantarkan pesan kedamaian
Membasahi jiwa – jiwa yang kering

Hujan
Tahukah kau?
Setiap denting jatuhmu
Menyenandungkan pujian
Betapa Sang Pencipta bermurah hati pada setiap insan

Tampaknya hujan tak akan datang dalam waktu dekat. Di siang hari panas matahari terik membakar. Pepohonan mulai terselimuti debu. Ah, rupanya kemarau telah tiba. Entah mengapa aku jadi agak sedih.

Meskipun musim kemarau juga anugerah dari Tuhan, tapi aku merindukan dinginnya air yang menetes satu – satu ke bumi. Aku merindukan aromanya yang segar. Merindukan suara ketika suara air yang bertabrakan dengan genting terdengar...seperti melodi.
Meskipun hujan menyebabkan genangan air dimana – mana, tapi aku tahu hujan telah memberikan kehidupan untuk bumi.


Sesering apapun ia turun, tidak akan pernah sama. Meski air yang dijatuhkannya sama wujudnya, namun air hujan hari ini tidak akan sama dengan air hujan kemarin, kemarin lagi, dan kemarin lagi. Hujan membawa ceritanya masing – masing. Mungkin hujan kemarin ia jatuh di jalanan. Kemudian mengalir ke sungai dan menguap lagi menjadi awan – awan di langit. Lalu hari ini ia turun kembali, tidak di jalanan tapi diatap rumah. Dan dia pun memulai lagi kisahnya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar