Senin, 30 November 2015
MAAF
Senin, 26 Oktober 2015
Hari Blogger Nasional
Wah, selamat hari blogger nasional semuanya. Semoga blogger - blogger indonesia makin kreatif.
Jujur kalo aku masih merasa belum pantas disebut blogger karena jarang posting dan sekali posting pun kadang gaje hehe. Moga - moga postinganku lain kali lebih bermanfaat ya :D
20 Tahun
pertamakali dapet kue di hari ultah |
thanks Rosyii atas kejutannya n foto2nya haha |
Kamis, 01 Oktober 2015
Home
Ketika tempat yang kuanggap 'rumah' susah tak lagi memberiku kenyamanan. Siapa yang salah?
Pasti ada seauatu yang salah dengan diriku...
Jumat, 18 September 2015
Angin
Aku hanya membiarkannya lewat
Tanpa berniat mengentikannya
Ingin menyentuhnya, tapi tak bisa
Yah, setidaknya...
Aku bisa merasakan kehadirannya
Kala ia datang dengan bisikan lembut
Aku bisa, mendengarnya...
Saat ia menyapa dengan sentuhan ringan.
Aku bisa, merasakannya.
Dia ada.
Angin....
Minggu, 16 Agustus 2015
Menghilang
keluar dari kesibukan dan rutinitas. Pergi ke dunia lain yang tak ada seorang pun yang mengenal, atau dikenal. Dunia yang baru dimana aku bisa melakukan apapun yang aku inginkan. Tidak perlu berpikir tentang kewajiban dan orang - orang disekitarku.
Tak ada rasa takut, tak ada rasa tertekan.
Menghilang sejenak, tanpa jejak.
Pemikiran yang aneh, dari orang yang aneh.
Sesuatu yang mustahil, kan?
Aku hanya ingin berlari, saat ini.
Jumat, 24 Juli 2015
Menembus Batas
Sejauh mana lagi aku harus berlari?
Melampaui batas.
Apakah batas itu benar-benar ada?
Atau hanya kiasan agar kehidupan berjalan seirama dengan waktu?
Batas, mungkin itu tidak benar-benar ada. Karena kehidupan terus berkembang.
Selasa, 21 Juli 2015
Catatan Lama
Membuka kembali catatan lama, dua tahun lalu. Ketika pikiran masih begitu labil. Lucu.
Namun perlahan aku menyadari, arti penting catatan harian. Catatan harian adalah ungkapan perasaan dari masa lalu. Seperti sebuah rekaman yang bisa kita putar lagi sewaktu-waktu. Catatan harian adalah sepenggal jejak dari kisah sehari-hari kita di masa lalu. Ibarat film yang bisa kita tonton lagi.
Tapi catatan harian juga tolak ukur untuk melihat diri kita sekarang ini.
Dulu aku bertanya-tanya, menjadi dewasa itu seperti apa?
Setelah dua tiga tahun berlalu. Aku melihat ke diriku yang dulu dengan pemikiranku dulu. Berbeda. Tentu saja. Rasanya lucu ketika aku mengingat pikiranku dulu.
Mungkin itu salah satu proses kedewasaan.
Membaca catatan harian lama membuatku merasa seolah-olah aku sedang berbicara dengan aku yang dulu. Ada rasa senang, aneh, marah, kasihan, sedih, dan...
Malu.
Ya, aku malu pada diriku yang dulu ketika aku melihat impian-impianku dulu, dan kini bahkan tidak tersisa lagi dipikiranku. Aku malu pada visi dan argumen-argumenku dulu, sementara kini aku begitu mudah menyerah. Aku malu karena aku merasa lemah dibandingkan aku yang dulu.
Kenapa aku bisa melupakannya? Kenapa aku tidak mengingatnya disaat-saat aku mulai bimbang. Kenapa semangat dan angan-angan yang dulu kugoreskan seakan luntur begitu saja?