Kesepian.
Kata itu begitu menyeramkan bagiku. Seperti sebuah racun yang menyebar melalui
aliran darah, melemahkan otot-ototku dan mematikan syaraf-syarafku.
Menghilangkan kesadaranku.
Kesepian
seperti sebuah penjara yang gelap dan dingin. Sekali masuk ke dalamnya akan
sangat sulit untuk bisa keluar.
Bahkan aku
kadang berpikir kalau kesepian itu bisa membunuhku. Kesepian membuatku tak
mampu berpikir positif. Hingga jika tidak kuat menahannya terlalu lama bisa
membuat orang berpikir untuk bunuh diri. Itulah mengapa aku berpikir kalau
kesepian mampu membunuhku.
Aku sering
merasa kesepian. Tapi dulu. Dan itu sangat menyeramkan. Aku sampai berpikir
kalau aku pasti sudah gila. Tertawa sendiri dan menangis sendiri. Meskipun
setelah bertemu dengan teman-teman di sekolah aku merasa biasa lagi. Tapi
ketika dirumah aku merasa kesepian lagi. Rumah menjadi tempat yang menyeramkan
bagiku. Rasanya seperti ingin menghilang dari dunia. Tapi dibalik kesepianku
itu aku menemukan sesuatu. Atau lebih tepatnya ‘sesosok’ teman. Bukan teman
sesungguhnya yang bisa disentuh. Tapi teman khayalan. Aku sudah pernah
menceritakan sebelumnya ‘kan?.
Itu dulu.
Sekarang? Yah kadang masih kesepian. Tapi aku lebih bisa mengendalikan emosiku
dengan melakukan hal-hal yang setidaknya bisa menghilangkan pikiran-pikiran
negative. Tapi ada satu hal yang yang sampai saat ini sulit kulupakan. Teman
khayalanku, Rei. Ya, aku sering menghadirkannya di saat-saat tertentu. Tapi
akhir—akhir ini dia sering enggan muncul. Aku tak tau kenapa.
Aku takut.
Aku takut
dia meninggalkanku selamanya.
Aku takut
kesepian lagi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar